KUNANG-KUNANG PELITA HATI
Bersyukur sekali aku memiliki sahabat seperti dia. Dia sangat
istimewa dengan keterbatasan fisiknya. Dia juga indah layaknya bintang. Dan
kebaikannya menyamai para dermawan. Ketika malam tiba, dia muncul di tepian
danau menghiasi temaram.
Di sana, di sudut yang gelap tampak seekor ikan tengah bertelur di
samping bebatuan. Lalu tiba-tiba seekor katak meloncat ke atas batu. Sedari
tadi ternyata katak itu mengintip sang ikan. Di atas batu sang katak berdiri
dengan congkak dan sombongnya. Dadanya dibusungkan. Kemudian dia memakan
telur-telur sang ikan. Sang ikan merasa sedih. Air matanya menetes di dalam
air. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa merintih memohon pada sang
katak.
“Katak, jangan kau makan semua telurku! Nanti tidak ada lagi
lauk-pauk bagi para petani. Kasihan mereka. Aku mohon!”
“Ha... ha... ha... tidak peduli! Sekarang aku lagi lapar. Ha...
ha...”
Lalu sahabatku datang dengan cahaya yang terang. Sehingga sang
katank merasa malu dan takut keaibannya terlihat. Cepat-cepat dia menceburkan
diri kemudian menghilang entah kemana.
“Ada apa ikan saudaraku, kenapa bersedih?” dengan lembut sahabatku
itu bertanya pada sang ikan.
“Katak yang dongkak memakan telur-telurku. Maka hilanglah semua
kemanfaatannya.” Sesal sang katak.
“Tenanglah saudaraku! Setiap keburukan pasti ada balasannya.” Hibur
sahabatku.
Sahabatku pun pergi lagi untuk memeriksa tempat-tempat yang lain.
Namun sang katak ternyata kembali lagi dan memakan telur-telur sang ikan dengan
dongkaknya. Sang ikan kembali bersedih.
Namun tanpa sepengetahuan sang katak, seekor ular tengah
bersiap-siap memakan dirinya.
“Kena kau, katak!” sang ular mengigit sang katak.
Mendengar keributan itu, sahabatku datang kembali dengan sinar
terangnya. Sang ular marasa malu dan takut kejahatannya diketahui sahabatku.
Sehingga dia segera melepaskan gigitanya dan pergi menghilang seketika.
Sang katak mengaduh kesakitan. Kakinya digigit ular sehinggadia
tidak lagi bisa melompat. Namun sahabatku membantunya turun ke dalam danau.
Ketika di dalam air ikan mendekatinya dan memberikan lendir yang dapat
menghentikan luka sang katak.
Sahabatku memang sungguh baik. Juga sang ikan yang tidak memiliki
dendam pada sang katak dan malah dengan senag hati menolongnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar