Jumat, 13 Desember 2013

Puisiku


Terkenang

Untuk sahabatku, yang telah mendahuluiku menghadap -Nya.
 
Halus sepoi angin lalu
Menerobos dinding kamar
Mengusik hati
yang lama telah pergi

Sekilas bayang
Muncul dikala siang
Kini kembali datang
yang lama telah terkenang
Pusara mu menghijau
Dan kamboja pendo’a mu menjulang tinggi
Namun tanah merah basah
Di pelupuk mata
Memaksa embun kembali berduka
Nisan dipenuhi lumut
Namun nama mu kembali terpatri
Dalam papan sanu bari
Kala itu mawar tumbuh
Merunduk dalam kuncup
Gagal mekar sambut mentari
Dan kini dia merekah merah
Dalam api yang membara
Mengenang mu menyelusupkan rindu
Membara menyesakan dada

Anak yang shaleh biasanya cepat diambil. Pepatah orang-orang dulu ini begitu melekat di masyarakat. Kenyataanya memang sering terjadi. Meskipun banyak anak yang sejak kecil baik dan masih dipanjangkan usianya sampai tua dengan terus mempertahankan kebaikannya. Tapi ternyata takdir sahabatku seperti pepatah itu. Dia pergi diusianya yang masih sangat muda. Pergi dengan meninggalkan wangi kebaikan kepada setiap orang. Semoga Allah SWT. menempatkan dia di taman surga-Nya. Berada dekat dalam pelukan Rahmat-Nya. Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu. Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal'alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar